Fakta Maluku, Tanimbar – Sopi, minuman tradisional khas Kepulauan Tanimbar, kini mendapat perhatian serius sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi, sosial, dan budaya yang tinggi. Selama ini sering dianggap sebagai produk pasar gelap, sopi mulai didorong untuk dikelola secara legal dan profesional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Para pelaku usaha sopi di berbagai desa di Tanimbar menjadikan minuman ini sebagai sumber utama penghidupan. Banyak keluarga mampu membiayai pendidikan anak hingga memperbaiki taraf hidup hanya dari hasil produksi dan penjualan sopi secara tradisional. Selain itu, sopi juga berperan penting dalam tatanan adat masyarakat, menjadi simbol persatuan dan penyelesaian konflik.
Organisasi kepemudaan, termasuk GAMKI Kepulauan Tanimbar, menyerukan agar pemerintah daerah segera mengeluarkan regulasi yang mengatur legalisasi produksi dan distribusi sopi. Pendampingan teknis dan pelatihan higienis kepada para pembuat sopi juga dianggap penting untuk meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
“Potensi sopi sangat besar. Bila dikelola dengan baik, sopi bisa menjadi produk ekspor andalan seperti anggur di Perancis atau sake di Jepang,” kata Dominggus Warditty, pengurus Carateker GAMKI Kepulauan Tanimbar di Saumlaki, Jumat (23/5/2025).
Warditty bilang, langkah legalisasi sopi diyakini tidak hanya akan memperkuat ekonomi masyarakat, tetapi juga mengangkat sopi sebagai simbol kebanggaan budaya Tanimbar.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar didorong untuk segera merumuskan Peraturan Daerah (Perda) sebagai payung hukum produksi sopi, sehingga pelaku usaha dapat beroperasi dengan aman dan berdaya saing.
Dengan adanya pengakuan resmi, sopi diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membuka peluang pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal di Kepulauan Tanimbar.(NS)
