PHBG Ebenhaezer Saumlaki: Sederhana tapi Bermakna, Kasih yang Hadir dalam Aksi Sosial

IMG 20250904 WA0196

FAKTA MALUKU, Tanimbar – Perayaan 90 tahun perjalanan Gereja Protestan Maluku (GPM) tidak sekadar dimaknai lewat ibadah dan seremoni, tetapi harus hadir dalam bentuk pelayanan nyata yang menyentuh kehidupan umat. Spirit inilah yang kembali diwujudkan oleh Panitia Hari-Hari Besar Gerejawi (PHBG) Jemaat Ebenhaezer Saumlaki, Klasis Tanimbar Selatan, melalui Aksi Diakonal berupa pemberian santunan paket sembako bagi anak-anak yatim piatu di 13 sektor jemaat, Kamis (4/9/2025).

Di tengah suasana penuh kehangatan, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa gereja selalu dipanggil untuk berbagi kasih. Kehadiran Pendeta Pendamping, Pdt. A. Mailuhu, bersama Ketua Bakopel Sektor II, Pnt. Dominggus Lololuan, Diaken Maya Anggwarmasse, Diaken Aty Melalolin, dan jajaran panitia, meneguhkan semangat kebersamaan dalam pelayanan.

IMG 20250904 181624 scaled

Dalam sambutannya, Pdt. Mailuhu menegaskan bahwa 90 tahun GPM adalah tonggak sejarah yang harus dimaknai dengan pengabdian nyata.

“Kami membagikan sedikit berkat berupa sembako. Jangan melihat dari harga atau jumlahnya, tetapi terimalah dengan hati penuh sukacita. Semoga bantuan sederhana ini menjadi penguat agar adik-adik tetap bersemangat mengejar cita-cita,” ujarnya.

Nada serupa ditegaskan Ketua PHBG Jemaat Ebenhaezer, Semuel J. O. Laiyan. Menurutnya, aksi sosial ini adalah wujud komitmen gereja untuk hadir mendampingi jemaat, terutama mereka yang sering bergumul dengan keterbatasan hidup.

“Aksi ini sederhana, tetapi memiliki makna mendalam. Kami ingin agar anak-anak yatim piatu merasakan bahwa mereka tidak pernah sendiri. Gereja selalu hadir menopang dengan kasih, sesuai semangat HUT GPM ke-90: *Gereja yang Menabur, Bertumbuh, dan Berbuah Karena Kasih Tuhan,” tandas Laiyan.

PHBG Jemaat Ebenhaezer meneguhkan bahwa pelayanan gereja tidak berhenti di mimbar. Kasih harus dihadirkan dalam langkah-langkah konkret, menyentuh sisi kemanusiaan, dan membangun solidaritas sosial di tengah masyarakat.

Aksi diakonal ini bukan sekadar berbagi sembako, melainkan menanamkan pesan bahwa kasih Kristus harus menjadi fondasi setiap karya pelayanan. Gereja dipanggil bukan hanya untuk mengajar dan berkhotbah, tetapi juga untuk menjadi sahabat, penguat, dan penyokong bagi mereka yang lemah dan terpinggirkan.

Dengan semangat itu, momentum HUT ke-90 GPM menjadi panggilan bersama untuk menjadikan gereja sebagai rumah kasih, tempat semua orang dirangkul, diteguhkan, dan dikuatkan dalam perjalanan hidupnya.(NS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *