Langkah Damai Tanimbar: Sinergi Pemda dan Gereja Tangani Konflik Kandar–Lingat

IMG 20250501 WA0153

Fakta Maluku, Saumlaki – Bupati Kepulauan Tanimbar, Ricky Jauwerissa, menerima kunjungan sejumlah tokoh Gereja Protestan Maluku (GPM) dalam sebuah pertemuan di ruang kerjanya, Kamis (1/5/2025). Pertemuan tersebut menjadi forum penting untuk membahas langkah-langkah strategis dalam meredam konflik dan memulihkan hubungan antara warga Desa Kandar dan Desa Lingat di Kecamatan Selaru.

Dalam dialog yang berlangsung penuh keprihatinan, Pendeta Mario Lawalata, M.Th., menyampaikan komitmen moral Gereja untuk turut menjaga stabilitas dan merawat perdamaian.

Dirinya menegaskan, Gereja tidak akan tinggal diam menghadapi situasi yang mengancam nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan.

“Sebagai gereja, kami tidak bisa mengambil sikap pasif. Namun kami juga tidak ingin bertindak gegabah di tengah situasi yang masih berduka. Tugas kami adalah menjaga umat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi,” ujar Lawalata yang juga menjabat sebagai Sekretaris Klasis GPM Tanimbar Selatan.

Menurutnya, kekerasan dan balas dendam bukanlah jalan keluar. Sebaliknya, gereja mendorong pendekatan kasih, pengampunan, dan pemulihan relasi sosial. “Kandar dan Lingat adalah desa bersaudara. Konflik ini harus kita hadapi dengan semangat membangun, bukan dengan memperpanjang luka,” katanya.

GPM, lanjut Lawalata, mendukung penuh langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah, aparat keamanan, dan seluruh unsur masyarakat. Ia menegaskan bahwa gereja siap bersinergi, tidak hanya melalui doa, tetapi juga lewat pendampingan spiritual dan sosial bagi warga terdampak.

Bupati Ricky Jauwerissa menyambut baik dukungan tersebut dan menekankan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dalam menghadapi masa sulit ini.

Dirinya menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak terjebak dalam siklus kekerasan.

“Kita harus bangkit dari peristiwa ini dengan hati yang terbuka. Tidak ada masa depan dalam kebencian. Kandar dan Lingat adalah bagian dari satu keluarga besar Tanimbar,” tegasnya.

Bupati juga menyampaikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, gereja, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat merupakan fondasi utama dalam membangun kembali kepercayaan dan menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.

“Konflik ini menjadi ujian berat bagi prinsip hidup orang basudara. Namun saya yakin, dengan niat tulus dan langkah bersama, harapan akan perdamaian akan kembali tumbuh di hati masyarakat,” tutup Bupati.(NS) 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *