Gebrakan 100 Hari Bupati Tanimbar, Dua Desa Masuk Top 10 Nasional Program Desa Digital

IMG 20250619 WA0002

FAKTA MALUKU, Tanimbar – Terobosan nyata di 100 hari kerja Bupati Ricky Jauwerissa dan Wakil Bupati Juliana Ch. Ratuanak kini menuai pengakuan nasional. Dua desa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar Desa Kelan dan Desa Matakus resmi ditetapkan sebagai bagian dari 10 desa digital percontohan nasional oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo RI.

Penetapan dua desa dari wilayah terpencil di Indonesia Timur ini bukanlah pencapaian biasa. Dari ratusan pengajuan di seluruh Indonesia, hanya 10 desa yang lolos seleksi ketat. Fakta bahwa dua di antaranya berasal dari Tanimbar adalah bukti bahwa kerja keras daerah kini diakui di level nasional.

Kepala Dinas Kominfo KKT, Yunus Fredek Batlayeri, menyebut keberhasilan ini sebagai buah dari konsistensi dan semangat kerja keras tanpa kompromi di awal pemerintahan baru.

“Ini jawaban atas komitmen 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati. Kita buktikan bahwa meski berada di wilayah terluar, Tanimbar mampu tampil di panggung nasional,” tegas Batlayeri.

Menurutnya, program digitalisasi desa ini tidak hanya soal jaringan internet. Lebih dari itu, ini adalah lompatan besar menuju transformasi digital desa, pengembangan ekonomi lokal, promosi pariwisata, hingga peningkatan literasi digital masyarakat.

Yang membanggakan, program ini tanpa biaya dari desa. Pemerintah pusat, melalui BAKTI Kominfo, akan menggelontorkan bantuan infrastruktur digital lengkap, termasuk pendampingan teknis.

Namun, ada satu syarat penting, kepala desa dan perangkatnya wajib membentuk kelompok kerja digital, menyediakan SDM lokal yang terlatih, dan mulai memanfaatkan potensi desa seperti UMKM, kuliner, budaya, hingga destinasi wisata untuk dipromosikan secara digital.

“BAKTI akan turun langsung. Bahkan Selasa depan, Kepala Divisi Kominfo RI akan ke lapangan untuk melihat kesiapan dan mempresentasikan progres ini. Ini bukan hanya proyek, tapi loncatan sejarah,” tambah Batlayeri.

Program ini juga membuka peluang replikasi ke desa-desa lain di Tanimbar. Jika Kelan dan Matakus sukses menjadi role model, maka daerah lain pun bisa ikut serta dalam gelombang digitalisasi nasional ini.

“Inilah bukti bahwa dari wilayah perbatasan pun, kita bisa unjuk gigi. Ini bukan sekadar proyek digital, ini adalah momentum kebangkitan daerah,” pungkas Batlayeri.(NS) 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *