Ambon  

Edukasi PKL Pasar Mardika, PMII: Dukung Penataan Demi Ambon yang Lebih Baik

IMG 20250408 WA0003

Fakta Maluku, Ambon – Kesemrawutan di kawasan Pasar Mardika, yang selama ini menjadi keluhan publik akibat aktivitas jual beli yang tak tertib, mulai mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

Tidak hanya Pemerintah Kota Ambon yang melakukan langkah penertiban, tetapi juga kelompok mahasiswa seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Ambon yang turut ambil bagian memberikan edukasi langsung kepada para pedagang kaki lima (PKL).

Pasar Mardika merupakan salah satu titik vital ekonomi di pusat Kota Ambon. Namun dalam beberapa tahun terakhir, area ini berubah menjadi simpul kemacetan akibat padatnya aktivitas jual beli yang bahkan menjalar hingga ke trotoar dan badan jalan. Tak hanya mengganggu arus lalu lintas, kondisi ini juga membahayakan pejalan kaki dan menciptakan ruang-ruang rawan kriminalitas.

Melihat situasi tersebut, Ketua PC PMII Kota Ambon, M. Taufik Sowakil, menyampaikan bahwa langkah penertiban yang diambil oleh Pemerintah Kota adalah bentuk solusi yang harus didukung semua pihak, termasuk para PKL itu sendiri.

“Ini bukan soal menggusur atau mematikan ekonomi rakyat kecil. Justru ini langkah untuk merapikan, mengatur, dan menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi semua, baik pedagang, pembeli, maupun masyarakat umum,” ujar Taufik kepada media ini di Ambon, Senin (8/4/2025).

Menurutnya, keberadaan PKL tetap penting bagi roda perekonomian, namun harus dibarengi dengan kesadaran kolektif untuk menjaga ketertiban dan mendukung wajah kota yang lebih tertata.

“Jika kita ingin melihat Ambon lebih indah, lebih manusiawi, dan lebih ramah, maka semua elemen harus bergerak. PMII hadir untuk mengedukasi dan menyuarakan perubahan yang konstruktif,” tambahnya.

Dalam kegiatan tersebut, PMII Kota Ambon menyambangi sejumlah titik tempat PKL berjualan, berdialog secara humanis, dan membagikan selebaran edukatif tentang pentingnya menjaga ketertiban umum, kebersihan, dan mendukung program revitalisasi kawasan pasar.

Warga dan pedagang pun memberikan respon positif atas pendekatan yang dilakukan. Salah satu pedagang, Ibu Rina, mengaku setuju dengan penataan pasar selama dilakukan dengan dialog dan solusi yang manusiawi.

“Kami juga mau tertib, asalkan ada tempat yang disediakan dan kami bisa tetap cari makan. Kalau sama-sama bicara baik-baik begini, kami siap dukung,” ujarnya.

Langkah PMII ini menjadi sinyal kuat bahwa mahasiswa tak hanya hadir di ruang akademik, tetapi juga turun ke tengah masyarakat, menyuarakan perubahan dan menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah dan kepentingan rakyat kecil.

“Ambon ini rumah bersama. Sudah saatnya kita rawat dan jaga kota ini demi generasi yang akan datang,” tutup Taufik.(NS) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *