Fakta Maluku, Ambon – Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Bintang Laut mengadakan rapat evaluasi bersama Panitia Jalan Salib Hidup Oikumene (JSHO), pada Sabtu (15/03/25) siang. Jalan Salib Hidup Oikumene merupakan rangkaian perayaan Paskah untuk mengenang peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus.
Rapat evaluasi ini, ikut melibatkan para panitia JSHO. Tujuan dilaksanakannya rapat evaluasi ini untuk melihat sampai sejauh mana persiapan pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 20 April 2025.
Hadir pada rapat evaluasi ini dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) MBL, Jeck Fofid, dan didampingi oleh Ketua Panitia Pelaksana JSHO dan Relly Rosario Tahun 2025, Jemy Retob.
Sekilas dari laporan yang disampaikan untuk dilakukan proses pemaparan dari para penanggungjawab kegiatan Dramatisasi JSHO.
Ukam Ohoirat selaku Sutradara memaparkan, sejak dibuka pendaftaran, dramatisasi Jalan Salib Hidup Oikumene (JSHO) banyak orang antusias untuk ikut ambil bagian dari kegiatan ini. Banyak kawula muda yang mendaftar untuk ikut giat dramatisasi JSHO, kurang lebih 200 orang yang datang dari berbagai tempat, Poka, Waiheru, Passo, Karpan hingga tempat-tempat terdekat.
“Mungkin karena kegiatan jalan salib hidup oikumene agak lama vakum, jadi ketika dibuka pendaftaran banyak orang yang berminat. Kurang lebih 200 orang yang daftar tapi dalam perjalanannya, banyak dicoret karena faktor ketidakhadiran dan hal lainnya,” ungkap Sutradara JSHO, Markus Ukam Ohoirat dalam rapat evaluasi yang dilaksanakan di gereja Maria Bintang Laut (MBL), Sabtu (15/03/25) siang.
Kendati banyak peserta yang dicoret kerena masalah disiplin waktu dan rentang kendali lainnya. Namun jumlah yang sudah paten dan ambil pemeran saat ini, sebanyak 156 orang, terdiri dari 110 laki-laki dan peran wanita 46 orang. Proses persiapan pelatihan sudah 90 persen.
Pihaknya berharap agar proses pelatihan kegiatan ini masi harus mendapat dukungan berbagai pihak pemerintah, demikian halnya dukungan dari para ketua Rukun yang ada di Paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon.
Sementara itu, Seksi Acara memaparkan sejumlah pejabat gereja baik dari Gereja Protestan Maluku (GPM), maupun tokoh agama dari gereja denominasi, pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku serta Forkopimda Maluku dan Kota Ambon diundang untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, nantinya dipercayakan membuka acara Jalan Salib Hidup Oikumene sekaligus memberikan sambutan pada kegiatan akbar tersebut, sedangkan Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena akan menutup kegiatan JSHO.
Kegiatan ini direncanakan diawali atau start dari gereja Kathedral Ambon, Batu Meja, melintasi sejumlah ruas jalan utama hingga berakhir di Kompleks Catolik Center yang bersebelahan dengan gereja Santa Maria Bintang Laut Benteng Ambon.
Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) MBL, Jeck Fofid berharap, DPP dan panitia ikut membantu mensyukseskan kegiatan Jalan Salib tersebut.
“Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari dukungan kita untuk ikut berpartisipasi didalamnya; berpartisipasi dengan memberikan kontribusi nyata,” pinta Fofid.
Panitia Jalan Salib Hidup Oikumene berharap, ada dukungan penuh dari semua pihak guna mensukseskan kegiatan Paskah Agung ini.
“Sebagai Ketua Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon menyampaikan permohonan maaf kepada warga kota Ambon, apabila pada Hari H-nya nanti, ada ruas jalan tertentu yang dipakai untuk Jalan Salib Hidup Oikumene, ” pinta Ketua DPP Santa Maria Bintang Laut Ambon, Jeck Fofid.
Sebagai referensi, Kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus adalah periode akhir kehidupan Yesus sebelum penyaliban-Nya di Gunung Kalvari. Kisah ini merupakan bagian penting dari doktrin “Sejarah Keselamatan” Kristen.
Unsur-unsur kisah sengsara Yesus Kristus:
– Perjamuan Terakhir.
– Penderitaan di Taman Getsemani
– Penangkapan Yesus oleh Yudas
– Pemeriksaan dan kutukan Yesus oleh orang-orang Yahudi
– Pengadilan di hadapan Pilatus
Penyaliban YesusM akna kisah sengsara Yesus Kristus:
– Mengajarkan pentingnya pengampunan dosa
– Memperlihatkan bagaimana Allah memberikan pengampunan
– Membuktikan kesetiaan dan ketaatan Yesus kepada Allah Bapa
– Yesus menganggap kematian-Nya bukan sebagai hukuman, tetapi pengorbanan mulia demi keselamatan umat manusia.(Komsos MBL/NS).