Fakta Maluku, Jakarta – Nasib ribuan pekerja mitra PT Pos Indonesia kembali menjadi sorotan. Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkapkan kondisi kerja yang dinilai tidak manusiawi.
Hal ini ditegaskan oleh Presiden Partai Buruh, Said Iqbal dalam konferensi pers yang digelar Senin (24/3/2025), bahwa jika pemerintah dan PT Pos Indonesia tidak segera menyelesaikan masalah ini, aksi mogok nasional bisa terjadi dalam waktu dekat.
Para pekerja mitra PT Pos Indonesia mengeluhkan upah yang rendah, beban kerja hingga 200 jam per bulan, serta sistem kerja yang tidak memberikan kepastian. Bahkan, sejak 2019, mereka tidak lagi menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang layak, melainkan hanya Bonus Hari Raya (BHR) yang jumlahnya sangat kecil. Beberapa pekerja bahkan hanya menerima Rp.63.000 sebagai BHR.
“Bagaimana mungkin seorang pekerja bisa hidup layak dengan kondisi seperti ini. Kami menuntut PT Pos Indonesia untuk segera memperbaiki sistem kerja mereka,” tegas Said Iqbal.
Selain menekan PT Pos Indonesia, Partai Buruh juga mendesak Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
Menurut Said Iqbal, tanpa campur tangan pemerintah, masalah ini bisa berujung pada aksi protes besar-besaran yang mengganggu layanan pos di seluruh Indonesia.
“Kami siap berdialog. Tapi jika tuntutan kami tidak didengar, mogok nasional menjadi pilihan terakhir,” tambahnya.
Tak hanya Partai Buruh dan KSPI, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) juga menyuarakan keluhan para pekerja. Mereka menyebut lebih dari 70 persen mitra PT Pos Indonesia menolak menandatangani kontrak baru karena sistem yang dianggap tidak adil.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI, Firnando H Ganinduto, turut menyoroti isu ini dan mendesak pemerintah segera turun tangan sebelum krisis ketenagakerjaan di PT Pos Indonesia semakin parah.
Akankah PT Pos Indonesia dan pemerintah merespons tuntutan ini sebelum mogok nasional benar-benar terjadi? Ataukah ribuan pekerja harus terus menanggung ketidakadilan? Kita tunggu langkah selanjutnya.(NS)