Fakta Maluku, Ambon – Di tengah luka akibat konflik yang melanda Seram Utara, sekelompok pemuda dan paguyuban yang tergabung dalam Aliansi Peduli Masyarakat Seram Utara menggelar aksi solidaritas di Lapangan Merdeka, Kota Ambon, Sabtu (5/4/2025).
Mereka tak hanya menggalang bantuan kemanusiaan, tetapi juga menyuarakan desakan moral kepada pemerintah dan para tokoh adat agar segera mengambil langkah nyata demi perdamaian.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga 15.00 WIT itu menyedot perhatian publik. Warga berdatangan memberikan bantuan mulai dari beras, uang tunai, hingga pakaian. Ini menjadi bukti bahwa rasa kemanusiaan di Tanah Maluku belum padam.
Namun di balik kepedulian itu, tersimpan seruan yang tegas:
1. Pemerintah daerah diminta turun tangan secara serius dalam pemulihan kondisi warga terdampak, termasuk perbaikan hunian dan distribusi bantuan.
2. Pihak berwenang, pemimpin negeri, tokoh adat, dan tokoh agama diimbau duduk bersama untuk meredam konflik dan mencegah eskalasi.
3. Masyarakat diminta bijak bermedia sosial dengan tidak menyebarkan konten provokatif.
4. Seruan untuk menghidupkan kembali semangat kasih dan persaudaraan di antara orang basudara-khususnya di Seram Utara.
“Saya ajak semua orang ingat bahwa Maluku adalah Tanah Pela dan Gandong. Mari rawat ikatan kita dan jangan biarkan perpecahan tumbuh,” ujar Eston Halamury, Koordinator Lapangan dalam aksi tersebut.
Senada dengannya, Ketua Gerakan Membangun Bumi Kalwedo (GMBK) Cabang Ambon, Douglas Mac Arthur Kodah, menegaskan pentingnya dukungan publik terhadap upaya penyelesaian konflik.
“Damai itu harga mati. Kita harus dukung pemerintah menyelesaikan persoalan ini sampai tuntas, termasuk menjamin keamanan dan hunian layak bagi warga terdampak,” tegasnya.
Aliansi ini menutup aksinya dengan pesan mendalam, Ale rasa beta rasa, potong di kuku rasa di daging. Nilai adat dan budaya tak boleh pudar, justru harus menjadi kekuatan utama dalam menjaga perdamaian di Bumi Raja-Raja.(NS)