Fakta Maluku, Saumlaki – Suasana di kawasan Sektor 2 Jemaat GPM Ebenhaezer Saumlaki tampak berbeda. Warna-warni lampion Paskah menggantung indah, menerangi jalanan dengan cahaya yang bukan sekadar dekorasi, melainkan simbol harapan, iman, dan kebangkitan. Inilah bagian dari rangkaian kegiatan Panitia Hari Besar Gerejawi (PHBG) Jemaat GPM Ebenhaezer Tahun 2025, berlangsung Jumat (11/4/2025).
Panitia yang dipercayakan kepada Sektor 2—terdiri dari Unit Petra dan Unit Bahtera—menjalankan mandat pelayanan ini dengan semangat dan kekompakan yang patut diapresiasi. Bukan hanya menjalankan tugas teknis, mereka menghadirkan makna rohani dalam setiap langkah, menyambut Hari Kebangkitan Yesus Kristus dengan penuh sukacita.
Kegiatan ini berlangsung di Saumlaki, ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar, daerah yang dikenal dengan semboyannya Bumi Duan Lolat, filosofi kehidupan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, saling menopang dan kasih persaudaraan.
Dari kalangan muda hingga orang tua, dari wadah pelayanan perempuan hingga laki-laki, semua bergandeng tangan. Di satu sisi, pemuda-pemudi sibuk menggantungkan lampion; di sisi lain, para ibu dan bapak turut menata persiapan dengan penuh perhatian. Paskah hadir tidak hanya dalam simbol, tetapi dalam relasi yang hangat dan tulus antar anggota jemaat.
Ketua Seksi Perlengkapan PHBG 2025, Remon Noya, menyampaikan apresiasi atas semangat gotong royong yang tumbuh di tengah panitia.
“Sebagai bagian dari PHBG Tahun 2025, kami merasa sangat diberkati. Kebersamaan ini menjadi kekuatan utama kami dalam melayani. Harapan saya, kekompakan ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi sektor-sektor lainnya,” ungkap Noya.
Lebih lanjut, Noya menekankan, bahwa keberadaan PHBG bukan sekadar struktur panitia formal, melainkan ruang nyata untuk menghidupkan iman dalam tindakan.
Rangkaian Paskah tahun ini tidak berhenti pada pemasangan lampion. Sebelumnya, PHBG telah menggelar berbagai kegiatan rohani dan perlombaan, melibatkan seluruh elemen jemaat—dari anak-anak hingga dewasa. Tujuannya jelas memperkuat ikatan iman, menumbuhkan kreativitas, dan menciptakan suasana gereja yang hidup dan menyentuh semua kalangan.
“Paskah bukan hanya tentang liturgi di altar gereja. Paskah adalah bagaimana kita, sebagai umat yang percaya, menghidupi kebangkitan Kristus dalam keseharian,” ujar Wis, salah satu anggota wadah pelayanan perempuan.
Kini, lampion-lampion Paskah yang menyala di sepanjang sudut Tanjung Batu turut memperindah wajah kota.
Wis juga menyampaikan pesan mendalam, bahwa dalam kebersamaan, iman bertumbuh dalam kerja sama, pelayanan menjadi bermakna dan dalam sukacita, kebangkitan Kristus sungguh terasa nyata.
Melalui sektor pelayanannya yang solid dan berdedikasi, PHBG Jemaat GPM Ebenhaezer Saumlaki telah menunjukkan bahwa iman tidak hanya dirayakan-tetapi juga dikerjakan dengan kasih, ketulusan, dan semangat untuk terus menjadi terang di tengah Bumi Dun Lolat yang diberkati.(NS)